Peribahasa Indonesia

Peribahasa Bahasa Indonesia lengkap beserta artinya.

semua berasnya

semut dipijak tidak mati, gajah diarung bergelimpangan ( semut terpijak tidak mati, alu tertarung patah tiga)

semanis manis gula ada pasir di dalamnya (manissemanismanis gula berpasir jua, sepahitsemanispahit jadam menjadi obat)

selama hujan akan panas jua

selama sipatung mandi

selangkas betik berbuah

selapik seketiduran

seliang bagai tebu , serumpun bagai serai

Seludang menolak mayang

seludang menolakkan mayang

sekepal menjadi gunung, setitik menjadi laut

sekerat ular sekerat belut

sekudung limbat, sekudung lintah

Selama air hilir, selama gagak hitam

selama gagak hitam, selama air hilir

selama hayat dikandung badan

sekam menjadi hampa berat

sekebat bagai sirih

Sekali merengkuh day ung, dua tiga pulau terlam paui

sekali merengkuh dayung , dua tiga pulau terlampaui

Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui juga

Sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui

Sekali tepuk dua lalat

Sekali air besar, sekali tepian berubah

Sekali air pasang, sekali tepian beranjak

Sekali air pasang, sekali tepian beranjak, Sekali air di dalam , sekali pasir berubah

Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera

Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya

Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar

Seiring bertukar jalan

seiring seiring bertukar jalan, seia bertukar sebut

sejak dunia terkembang,

sejak mencecah bumi,

Sejengkal jadi sehasta

seikat bagai sirih , serumpun bagai serai

sehari selembar benang , lama-lama menjadi sehelai kain

Sehari selembar benang, lama-lama jadi sehelai kain

Sehari selembar benang, lama-lama menjadi selembar kain

Sehari selembar benang, setahun selembar kain

Sehari selembar benar, setahun selembar kain

sehina semalu

Seidas bagai benang, sebentuk bagai cincin

segan bergalah hanyut serantau

Segan bergalah, hanyut serantau

segar dipakai, layu dibuang

segenggam digunungkan, setitik dilautkan

sehabis kelahi teringat silat

Sehampir-hampir tepi kain, hampir juga tepi bebat

segala senang hati

segan (malu) mengayuh perahu hanyut

Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit

Sedikit hujan banyak yang basah

seekor kerbau berkubang , sekandang kena luluknya

Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya

seekor kerbau berlumpur semuanya berlabur

secupak tak jadi segantang

sedangkan bah kapal tak hanyut, ini pula kemarau panjang

sedap dahulu pahit kemudian

sedatar saja lurah dengan bukit

Sedepa jalan kemuka, setelempap jalan kebelakang

Sedia payung sebelum hujan

Sebingkah tanah terbalik, sebatang pohon rebah

sebuah lesung ada seekor ayam jantannya (atau pemimpinnya)

sebusuk-busuk daging dikincah dimakan juga, seharum-harum tulang dibuang

Seciap bagai ayam, sedencing bagai besi

seciap bak ayam, sedencing bak besi

Sebesar-besar bumi ditampar tak kena

sebesar-besarnya bumi ditampar tak kena

sebagai pancang diguncang arus

sebagai petai sisa pengait

sebagai sadur menimbul(kan) senam

sebaik-baiknya hidup teraniaya

Sebelum ajal berpantang mati

Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul

sebagai kepiting batu

sebagai kera dapat canggung

sebagai kunyit dengan kapur

Sebagai melihat asam

sebagai minyak dengan air

sebagai orang mabuk gadung

Sebagai gagak pulang ke benua

sebagai garam dengan asam

sebagai bisul hampir memecah

sebagai dawat dengan kertas

sebagai di rumah induk bako

sebagai duri landak

Seayun bagai berbuai

Sebab buah dikenal pohonnya

Sebagai abu di atas tanggul

Sebagai anjing terpanggang ekor

sebagai aur dengan rebung

sebagai ayam diasak malam

Sayangkan kain, buangkan baju

Sayang-sayang buah kepayang, dimakan mabuk dibuang sayang

sayap singkat, terbang hendak jauh

sbg anai-anai bubus

se hina semalu

Searah bertukar jalan

satu sangkar dua burung

sauk (menyauk) air mandikan diri

sawah berpematang (berpiring) ladang berbintalak

Sawah berpematang, ladang berbintalak

Sayang akan garam sececah, kerbau seekor dibusukkan

Sayangkan anak tangan-tangani, sayangkan istri tinggal-tinggalkan

sampan rompong, pengayuh sompek

samun sakar berdarah tangan

Sarak serasa hilang, bercerai serasa mati

sarap sehelai dituilkan, batu sebuah digulingkan

satu juga gendang berbunyi

satu nyawa , dua badan

Satu orang makan nangka, semua kena getahnya

sampah itu di tepi juga

sampai titik darah yang penghabisan

Sampan ada pengayuh tidak

sambil menyeruduk (menyuruk) galas lalu

Sambil menyuruk, galas lalu

sama lebur sama binasa

sama merah, dalam hati (ditail) sama berat

Sambil berdendang biduk hilir

Sambil berdiang nasi masak

Sambil berlayar sambil menampan

Sambil menyelam minum air

Sakit menimpa, sesal terlambat

Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh

Salah bunuh memberi bangun, salah cencang memberi pampas

salah cotok melantingkan

Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan

Sabung selepas hari petang

sakit kepala panjang rambut

sakit kepala panjang rambut, patah selera banyak makan

rusak bangsa oleh laku

rusak bawang ditimpa jambak

rusak tapai karena ragi

rumput mencari kuda

runcing tanduk

runcing tanduk (bengkak kening)

rupa boleh diubah, tabiat dibawa mati

rupa harimau, hati tikus

Rusak anak oleh menantu

rindu jadi batasnya maka manis tak jadi cuka

ringan sama dijinjing, berat sama dipikul

rongkong menghadap mudik

rugi menentang laba, jerih menentang boleh

rumah gedang ketirisan

rumah sudah, tukul berbunyi

rumah terbakar tikus habis ke luar

rebung tidak jauh dari rumpun

redup atau panas keras

rentak sedegam, langkah sepijak

retak menanti belah

« Sebelumnya 1 … 3 4 5 6 7 … 16 Berikutnya »

Kategori Terpopuler

Peribahasa Indonesia