Peribahasa Indonesia

Peribahasa Bahasa Indonesia lengkap beserta artinya.

Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja

menari (merentak) di ladang orang

menanti putih gagak hitam

Menantikan ara tak bergetah

menambak ke laut

menambat tidak bertali

menampalkan kersik ke buluh

menanam mumbang

menangguk di air keruh

menangis daun bangun-bangun hendak sama dengan hilir air

menahan lukah di penggentingan

menaikkan air ke gurun

menaikkan bandar sondai

menambak gunung menggarami laut

menambak gunung, menggarami air laut

menabur (menanam) biji atas batu

menabur bijan ke tasik

menahan jerat di tempat genting

mempertinggi semangat anjing

mempertinggi tempat jatuh, memperdalam tempat kena

Memikul dibahu, menjunjung di kepala

meminta tanduk kepada kuda

memperlapang kandang musang, mempersempit kandang ayam

membungkus tulang dengan daun talas

memegang besi panas

memepas dalam belanga

memerah santan di kuku

Memikat balam dengan balam

memikul di bahu , menjunjung di kepala

membesarkan kerak nasi

membuang bunga ke jirat

membuang garam ke laut

membuat titian berakuk

membuka tambo lama

membeli kerbau di padang

memberi lauk kepada orang membantai

membasuh najis dengan malu

membawa lapik

membawakan cupak ke negeri orang

membayarkan nyawa ki

membekali budak lari

Membelah dada melihat hati

membalik-balik mayat di kubur

membandarkan air ke bukit

membangkit batang terendam

Membasuh arang di muka

memanjat terkena seruda

memasang pelita tengah hari

memasukkan minyak tanah

Membagi sama adil, memotong sama panjang

memalit rembes menampung titik

memancing dalam belanga

memancing di air keruh

memanjat bersengkelit

memanjat dedap

melukut tinggal sekam melayang

melulur bersetungging

memagar diri bagai aur

memahat di dalam baris, berkata dalam pusaka

memakan habis-habis , menyuruh hilang-hilang

memakuk dengan punggung lading

Meletakan api di bubungan

meletakkan api di bubungan

melonjak gerundang

meludah ke langit, muka juga yang basah

melukut di tepi gantang

melekatkan kersik ke buluh

melakak kucing di dapur

melanggar benang hitam

melangkahi ular

melanting menuju tampuk

melanting menuju tampuk, berkata menuju benar

melarat panjang

mati tidak akan menyesal, luka tidak akan menyiuk

mati-mati – biar licin

mati-mati berdawat biar hitam (mati-mati mandi biar basah)

mati-mati mandi biar basah

mayang menolak seludang

mati puyuh hendakkan ekor

mati rusa karena tanduknya

mati se ladang

mati semut karena gula (manisan)

mati ikan karena umpan mati sahaya karena budi

mati kuang karena bunyi

mati kuau karena bunyinya

mati anak berkalang bapak, mati bapak berkalang anak

mati ayam, mati tungau

mati berkafan cindai

mati dicatuk katak

mati dikandung tanah

mati gajah tidak dapat belalainya, mati harimau tidak dapat belangnya

masuk tiga , keluar empat

mata

mata memandang apa hendak sakit, bahu memikul timpa pera-saan (seberapa berat mata menentang, berat jua bahu memikul)

mata tidur, bantal terjaga

matahari itu bolehkah ditutup dengan nyiru

masuk sarang harimau

masuk tak genap , keluar tak ganjil

masuk ke telinga kanan, keluar ke telinga kiri

masuk lima keluar sepuluh

masuk meliang penjahit keluar meliang tabuh

marah akan tikus rengkiang dibakar

masak buah rumbia

masak di luar mentah di dalam

masak malam, mentah pagi (siang)

masuk dari kuping kiri keluar lewat kuping kanan

masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau menguak

manis seperti gula derawa, ( manis bagai gula jawa)

manusia mati meninggalkan nama (harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading)

manusia mengikhtiarkan, Allah menakdirkan

manusia tahan kias , binatang tahan palu

manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya

mara hinggap mara terbang, enggang lalu ranting patah

mara jangan dipukat, rezeki jangan ditolak

mandi dalam cupak

mandi sedirus

manikam sudah menjadi sekam

manis daging

manis jangan lekas ditelan, pahit jangan lekas –

manis mulut nya bercakap seperti sa-utan manisan, di dalam bagai empedu

malu bertanya sesat di jalan ( malu berdayung perahu hanyut; malu makan perut lapar)

malu kalau anak harimau menjadi anak kucing (kambing)

malu tercoreng di kening (dahi)

malu tercoreng pada kening

mana busuk yang tidak berbau

mandi (berendam) tak basah

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih

maling berteriak maling

malu berkayuh, perahu hanyut

Malu bertanya sesat di jalan

malang tak berbau

malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih

makan sudah terhidang, jamu belum jua datang

makan upas berulam racun

maksud bagai maksud manau

Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai

malam – embun, siang bertudung awan

malang celaka Raja Genggang, anak terbeli tunjang hilang

main kong kalingkong

makan bersabitkan

makan bubur panas-panas

makan hati berulam jantung

Makan hati berulam rasa

makan masak mentah

mahal – sukar dicari

mahal dibeli, sukar dijual, (atau mahal tak dapat dibeli, murah tak dapat diminta)

lurus macam bendul

mabuk agak-agak (kira-kira)

mabuk di enggang lalu

madu satu tong, jika rembes, rembesnya pun madu jua

« Sebelumnya 1 … 6 7 8 9 10 … 16 Berikutnya »

Kategori Terpopuler

Peribahasa Indonesia